Mahasiswa
Abadi Membuang Waktu
Mahasiswa
abadi merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Istilah
mahasiswa abadi digunakan untuk menyebut mahasiswa yang masih aktif menempuh
penddikan padahal sudah melampaui batas lulus wajar. Menjadi mahasiswa abadi
itu berarti membuang-buang waktu untuk sesuatu yang kurang bermanfaat.
Seringkali
mahasiswa mengkambing hitamkan organisasi sebagai penyebab gelar mahasiswa
abadi yang disandangnya. Memang ketika seseorang menjadi aktivis dan terlibat
dalam berbagai organisasi akan memperoleh ilmu lebih, karena bukan hanya ilmu dari
ruang kuliah saja tapi juga dari alam terbuka. Namun hal ini menjadi keliru
ketika mahasiswa mengatasnamakan pengalaman, kecintaan pada organisasai,
solidaritas dan lain-lain sebagai alasan tetap menjadi mahasiswa padahal waktu
studinya sudah melebihi batas wajar. Organisasi adalah hal tambahan dari
serangkaian kuliah, sehingga kuliah tetap harus di nomor satukan. Berorganisasi
dan lulus tepat waktu lebih positif dari pada harus menjadi mahasiswa abadi
dengan sederet pengalaman yang sebenarnya dapat di gali lebih ketika mulai
masuk dunia kerja.
Mahasiswa
abadi dikhawatirkan tertinggal kurikulum. Seperti halnya sekolah dasar dan
menengah, dalam perguruan tinggi pun kurikulumnya selalu di evaluasi. Sehingga
seorang mahasiswa yang menempuh pendidikan sampai 7 tahun berpotensi mengalami
2 kurikulum yang berbeda. Ini justru akan mempersulit mahasiswa tersebut,
karena arus melakukan penyesuaian lagi.
Kuliah
tepat waktu lebih banyak utungnya daripada berlama-lama menjadi mahasiswa.
Dengan lulus tepat waktu, mahasiswa dapat lebih dini mempersiapkan kariernya
ketika mulai masuk dunia kerja. Selain itu, lulus tepat waktu juga meringankan
beban orang tua. Orang tua tidak terus menerus mengeluarkan biaya untuk studi
saja, pasti ada kebutuhan lain yang tidak kalah pentingnya. Menjadi mahasiswa
abadi hanya merepotkan orang tua dan menambah beban hidupnya. Karena pada
dasarnya harapan setiap orang tua adalah supaya anaknya dapat lulus tepat waktu
dan segera mendapatka pekerjaan.
Dengan
demikian, memang menjadi mahasiswa abadi berarti hanya membuang-buang waktu
untuk sesuatu yang kurang bermanfaat. Dengan alasan apapun, termasuk kecintaan
pada organisasi. Mahasiswa abadi berpotensi tertinggal kurikulum, bukankah
lulus tepat waktu lebih banyak untungnya daripada harus terus menerus menjadi
mahasiswa abadi.
Posting Komentar