Turyati


Mahasiswa Abadi Membuang Waktu

Mahasiswa abadi merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Istilah mahasiswa abadi digunakan untuk menyebut mahasiswa yang masih aktif menempuh penddikan padahal sudah melampaui batas lulus wajar. Menjadi mahasiswa abadi itu berarti membuang-buang waktu untuk sesuatu yang kurang bermanfaat.
Seringkali mahasiswa mengkambing hitamkan organisasi sebagai penyebab gelar mahasiswa abadi yang disandangnya. Memang ketika seseorang menjadi aktivis dan terlibat dalam berbagai organisasi akan memperoleh ilmu lebih, karena bukan hanya ilmu dari ruang kuliah saja tapi juga dari alam terbuka. Namun hal ini menjadi keliru ketika mahasiswa mengatasnamakan pengalaman, kecintaan pada organisasai, solidaritas dan lain-lain sebagai alasan tetap menjadi mahasiswa padahal waktu studinya sudah melebihi batas wajar. Organisasi adalah hal tambahan dari serangkaian kuliah, sehingga kuliah tetap harus di nomor satukan. Berorganisasi dan lulus tepat waktu lebih positif dari pada harus menjadi mahasiswa abadi dengan sederet pengalaman yang sebenarnya dapat di gali lebih ketika mulai masuk dunia kerja.
Mahasiswa abadi dikhawatirkan tertinggal kurikulum. Seperti halnya sekolah dasar dan menengah, dalam perguruan tinggi pun kurikulumnya selalu di evaluasi. Sehingga seorang mahasiswa yang menempuh pendidikan sampai 7 tahun berpotensi mengalami 2 kurikulum yang berbeda. Ini justru akan mempersulit mahasiswa tersebut, karena arus melakukan penyesuaian lagi.
Kuliah tepat waktu lebih banyak utungnya daripada berlama-lama menjadi mahasiswa. Dengan lulus tepat waktu, mahasiswa dapat lebih dini mempersiapkan kariernya ketika mulai masuk dunia kerja. Selain itu, lulus tepat waktu juga meringankan beban orang tua. Orang tua tidak terus menerus mengeluarkan biaya untuk studi saja, pasti ada kebutuhan lain yang tidak kalah pentingnya. Menjadi mahasiswa abadi hanya merepotkan orang tua dan menambah beban hidupnya. Karena pada dasarnya harapan setiap orang tua adalah supaya anaknya dapat lulus tepat waktu dan segera mendapatka pekerjaan.
Dengan demikian, memang menjadi mahasiswa abadi berarti hanya membuang-buang waktu untuk sesuatu yang kurang bermanfaat. Dengan alasan apapun, termasuk kecintaan pada organisasi. Mahasiswa abadi berpotensi tertinggal kurikulum, bukankah lulus tepat waktu lebih banyak untungnya daripada harus terus menerus menjadi mahasiswa abadi.
0 Responses

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.